Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asesmen Awal Pada Kurikulum Merdeka


Pada kurikulum merdeka guru harus melakukan asesmen awal. Guru harus memahami apa itu asesmen awal pada kurikulum 2022 ini.

Berdasarkan Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka Tahun 2022 ada 5 kali disebutkan istilah asesmen awal, sebagai berikut:

1. Pembelajaran dapat diawali dengan proses perencanaan asesmen dan perencanaan pembelajaran. Pendidik perlu merancang asesmen yang dilaksanakan pada awal pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran. Perencanaan asesmen, terutama pada asesmen awal pembelajaran sangat perlu dilakukan karena untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Asesmen awal pada halaman ini bermakna asesmen diagnostik kognitif.

2. Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen awal pada pembelajaran berikutnya. Asesmen awal pada halaman ini bermakna asesmen awal (free tes) pada modul ajar.

3. Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga, dan lingkaran. Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan peserta didik di kelasnya, yaitu: (Asesmen awal pada halaman ini bermakna asesmen diagnostik kognitif)





Asesmen Awal Pembelajaran: Menyebutkan simbol-simbol Pancasila sesuai kartu simbol Pancasila. Asesmen formatif: Observasi kelas atas partisipasi peserta didik dalam kerja kelompok.

Asesmen sumatif: Presentasi tugas. Asesmen awal pada halaman ini bermakna asesmen awal (free tes) pada modul ajar atau RPP. Asesmen awal pembelajaran non kognitif: memberikan pertanyaan kepada siswa tentang dukungan yang diperlukan supaya dapat berkembang dalam tahap capaian pembelajaran ini.

Tujuan Asesmen Awal

Asesmen awal pembelajaran adalah asesmen yang dilakukan sebelum proses pembelajaran dimulai, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan siswa merupakan salah satu tujuan utama dari asesmen awal pembelajaran. (https://pemalang.pikiran-rakyat.com)

Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. (https://www.sman9batam.sch.id)

Jenis Asesmen

Secara umum macam-macam asesmen dalam pembelajaran kurikulum merdeka diantaranya meliputi asesmen diagnostik, asesmen formatif, dan asesmen sumatif. (https://naikpangkat.com/macam-macam-asesmen-dalam-pembelajaran-kurikulum-merdeka/)

Asesmen diagnostik yang dapat dilakukan guru terdiri dari dua jenis yaitu asesmen diagnostik kognitif dan asesmen diagnostik non-kognitif. Secara umum, sesuai namanya asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa dan mengetahui kondisi awal siswa.

Aspek kognitif adalah kemampuan seseorang yang berkaitan dengan potensi intelektual, sedangkan aspek nonkognitif merupakan kemampuan seseorang yang berkaitan dengan sosial dan emosional.

Asesmen diagnosis memetakan kemampuan semua peserta didik di kelas secara cepat, untuk mengetahui siapa saja yang sudah paham, siapa saja yang agak paham, dan siapa saja yang belum paham. Dengan demikian guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan peserta didik.

Langkah pertama dalam merancang asesmen diagnostik adalah? Mengidentifikasi kemampuan prasyarat yang perlu dimiliki siswa adalah langkah pertama dalam merancang asesmen diagnostik

Asesmen Diagnosis Kognitif adalah asesmen diagnosis yang dapat dilaksanakan secara rutin, pada awal ketika guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran baru, pada akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik, dan waktu yang lain selama semester (Pusmenjar, 2021).

Asesmen Diagnostik Non-kognitif
  1. Mengetahui minat, gaya, serta karakter peserta didik dalam pembelajaran.
  2. Mengetahui keadaan emosi dan psikologi peserta didik.
  3. Mengetahui latar belakang keluarga peserta didik.
  4. Mengetahui kegiatan sehari-hari siswa di rumah, khususnya kegiatan belajar.



Semoga Bermanfaat