Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa itu Capaian Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka

 

Apa itu Capaian Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka

Capaian Pembelajaran adalah Kompetensi dan karakter yang dicapai setelah menyelesaikan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.

Ditetapkan oleh pemerintah, merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.

Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia.


Tujuan Capaian Pembelajaran.

“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran.”
(Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran)

Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik.

𝐀𝐩𝐚 𝐊𝐞𝐠𝐮𝐧𝐚𝐚𝐧 𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧?
Apakag kegunaan capaian pembelajaran? Capaian Pembelajaran diharapkan dapat membantu Orangtua dan Guru dalam menjawab pertanyaan berikut ini:
- Kompetensi apa yang perlu dikuasai anak saya yang berusia 15 tahun? 
- Apa saja  kompetensi minimal yang perlu dicapai siswa saya? serta bagaimana mengidentifikasi kesiapan awal siswa dan mengidentifikasi kemajuan perkembangan kompetensi mereka? 

𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐚𝐫𝐚𝐠𝐫𝐚𝐟 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐟𝐚𝐬𝐞, 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧.
- Dalam format paragraf, bukan poin-poin
Bagaimanakah cara membuat capaian pembelajaran? Capaian pembelajaran dirumuskan sebagai gambaran kompetensi utuh sehingga mudah dipahami guru sebagai satu kesatuan.
Capaian pembelajaran ditulis dalam paragraf yang merangkai pengetahuan, keterampilan, dan sikap terhadap ilmu pengetahuan yang dipelajari

- 𝐃𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐟𝐚𝐬𝐞, 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧
Capaian pembelajaran disusun per fase  (2-3 tahun) untuk memberikan kesempatan belajar yang lebih fleksibel dan mendalam.

Fase Capaian Pembelajaran.
  • Fase Fondasi Prasekolah Taman Kanak-Kanak
  • Fase A Kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
  • Fase B Kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
  • Fase C Kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
  • Fase D Kelas 7 – 9 SMP atau MT
  • Fase E Kelas 10 SMA, SMK atau MA
  • Fase F Kelas 11 – 12 SMA, SMK atau MA
𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐒𝐌𝐊 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐬 𝐗 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐟𝐚𝐬𝐞 𝐄 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐬𝐢:
- Mencakup landasan mata pelajaran umum yang bertujuan untuk memperkuat dasar yang didapatkan di SMP. 
- Menyampaikan mata pelajaran dasar-dasar program keahlian yang menekankan pada softskill. 
- Memberikan pemahaman yang holistik tentang karir, tantangan, serta peluang yang dapat muncul di masa depan terkait dengan program keahlian yang dipilihnya. 
- Memuat dasar-dasar keterampilan teknis yang mendukung siswa saat mereka mengambil konsentrasi pada fase F nanti. 

Komponen Capaian Pembelajaran:

𝟏. 𝐑𝐚𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 𝐌𝐚𝐩𝐞𝐥 (𝐌𝐚𝐭𝐚 𝐏𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧)

Komponen pertama dari capaian pembelajaran yaitu Rasional Mapel yang berisi rasionalisasi terkait pentingnya mempelajari mata pelajaran tertentu dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila.

𝟐. 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐭𝐚 𝐏𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧

Komponen kedua yaitu Tujuan Mapel. Ini merupakan komponen yang mendeskripsikan berbagai kemampuan/ kompetensi yang perlu dicapai siswa atau murid apabila mereka telah mempelajari mapel tertentu yang dimaksud.

𝟑. 𝐊𝐚𝐫𝐚𝐤𝐭𝐞𝐫𝐢𝐬𝐭𝐢𝐤 𝐌𝐚𝐭𝐚 𝐏𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧

Komponen ketiga yaitu Karakteristik mata pelajaran. Ini adalah komponen yang memuat penjelasan umum mengenai hal-hal yang dipelajari pada suatu mata pelajaran, elemen-elemen (unsur-unsur yang membangun keutuhan kompetensi yang diharapkan dari mata pelajaran), dan deskripsi untuk setiap elemen.

𝟒. 𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐅𝐚𝐬𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐌𝐮𝐫𝐢𝐝

Komponen keempat ini mendeskripsikan cakupan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi secara umum. Capaian pembelajaran per-Fase ini dikelompokkan berdasarkan elemen yang sesuai menurut perkembangan kemampuan murid.

Fase dalam capaian pembelajaran dibedakan menjadi enam fase (secara berurutan dari Fase A hingga Fase F). Berikut ini merupakan pengelompokan fase kemampuan dari A sampai dengan F ke dalam kelas dan jenjang pendidikan.

𝐅𝐚𝐬𝐞 𝐤𝐞𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐦𝐮𝐫𝐢𝐝 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐢𝐭𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐬 𝐝𝐚𝐧 𝐣𝐞𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐢𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧:

  • Fase A : Kelas 1 dan 2 SD
  • Fase B : Kelas 3 dan 4 SD
  • Fase C : Kelas 5 dan 6 SD
  • Fase D : Kelas 7, 8, dan 9 SMP
  • Fase E : Kelas 10 SMA
  • Fase F : Kelas 11 dan 12 SMA.

Prinsip Capaian Pembelajaran

𝟏. 𝐓𝐞𝐫𝐮𝐤𝐮𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐒𝐩𝐞𝐬𝐢𝐟𝐢𝐤
Harus ditulis berdasarkan Taksonomi Bloom untuk membantu mengembangkan hasil belajar.

𝐊𝐨𝐧𝐬𝐞𝐩 𝐓𝐚𝐤𝐬𝐨𝐧𝐨𝐦𝐢 𝐁𝐥𝐨𝐨𝐦 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐝𝐞𝐫𝐡𝐚𝐧𝐚, 𝐲𝐚𝐢𝐭𝐮: 
a. Sebelum memahami konsepnya, ingatlah dengan baik; 
b. Pahami sebelum anda menerapkannya;
c. Analisis proses sebelum anda mengevaluasinya.

𝟐. 𝐅𝐥𝐞𝐤𝐬𝐢𝐛𝐞𝐥 (𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐢 𝐩𝐫𝐨𝐬𝐞𝐬 𝐝𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐡𝐚𝐩 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐩𝐞𝐬𝐞𝐫𝐭𝐚 𝐝𝐢𝐝𝐢𝐤
  1. Pengembangan Capaian Pembelajaran jelas mendefinisikan hasil yang harus dicapai siswa pada akhir program pembelajaran   
  2. Desain kurikulum, strategi belajar, dan kesempatan belajar dilakukan untuk menjamin tercapainya Capaian Pembelajaran  
  3. Proses penilaian disesuaikan dengan Capaian Pembelajaran dan penilaian setiap individu siswa dilakukan untuk memastikan bahwa siswa mencapai target pembelajaran.
𝟑. 𝐎𝐭𝐨𝐧𝐨𝐦𝐢
  • Setiap satuan pendidikan memiliki karakteristik yang unik dan dipengaruhi oleh latar belakang peserta didik, guru, dan warga sekolah lainnya. 
  • Proses belajar harus didasari oleh kebutuhan peserta didik. 
  • Satuan pendidikan diberikan kebebasan untuk menyesuaikan Capaian Pembelajaran.
  • Capaian Pembelajaran dikupas dan dituangkan dalam alur dan tujuan pembelajaran.
𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐦𝐚𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐃𝐨𝐤𝐮𝐦𝐞𝐧 𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧
- Rasional Mata Pelajaran
- Tujuan Mata Pelajaran
- Karakteristik Mata Pelajaran
- Capaian Pembelajaran tiap Fase termasuk elemennya
- Referensi (tidak masuk ke dalam dokumen peraturan yang diterbitkan)

Taksonomi Bloom: Model Dalam Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran merupakan salah satu elemen dalam program pelatihan. Tujuan pembelajaran sebuah program pelatihan akan mempengaruhi materi, media pembelajaran, metode pembelajaran dan juga evaluasi. Tujuan pembelajaran juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaannya. Layaknya setiap orang tidak dapat menjadi ahli dalam semua bidang, begitupun dengan merumuskan tujuan pembelajaran. Tidak semua tujuan pembelajaran harus mencapai tingkatan tertinggi. Untuk membantu merumuskannya, salah satu model yang dapat digunakan dalam hal ini adalah taksonomi bloom.

Taksonomi bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasi keterampilan berpikir mulai dari jenjang yang rendah hingga jenjang yang tinggi. Taksonomi Bloom pertama kali diterbitkan pada tahun 1956 oleh seorang psikolog pendidikan yaitu Benjamin Bloom. Kemudian pada tahun 2021 direvisi oleh Krathwohl dan para ahli aliran kognitivisme. Hasil revisi ini yang kita kenal dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi yang dibuat hanya pada ranah kognitif dengan menggunakan kara kerja.



Taksonomi Bloom dibagi menjadi tiga ranah

Taksonomi Bloom dibagi menjadi tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik. Tiga domain tersebut penting dalam pembelajaran. Namun, domain kognitiif seperti pada penjelasan di atas lebih banyak digunakan.

𝐓𝐚𝐤𝐬𝐨𝐧𝐨𝐦𝐢 𝐁𝐥𝐨𝐨𝐦 𝐯𝐞𝐫𝐬𝐢 𝐫𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢, 𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐠𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝟒 (𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭) 𝐲𝐚𝐢𝐭𝐮:
  • Fakta: Informasi yang menunjukkan fenomena dalam pembelajaran
  • Konseptual: termasuk kategori, struktur, dan teori
  • Prosedur: bagaimana menggunakan teknik dan metode yang spesifik, dan waktu penggunaannya
  • Metakognitif: strategi keputusan, pengetahuan-diri, dan “thinking about thinking”
Dari empat jenis pengetahuan, kemudian dibagi menjadi enam tingkat pembelajaran. Pada revisi taksonomi Bloom ini, setiap tingkatan lebih menunjukkan kata kerja aktif untuk menggambarkan apa yang harus dilakukan oleh peserta didik. Tingkatan dalam pengetahuan ini digambarkan dalam bentuk paramida, di mana tingkat dasar digambarkan lebih luas daripada tingkat di atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak orang yang bertahan pada tingkat pengetahuan yang lebih rendah ini. Kata kerja revisi taksonomi Bloom diuraikan sebagai berikut:

𝐌𝐞𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭: pembelajaran yang paling mendasar (meskipun dapat melibatkan informasi yang kompleks). Pada tingkat ini, peserta didik mungkin mengetahui terminology kunci untuk subjek tertentu, fakta dan angka yang relevan, sistem atau teori yang telah dikembangkan orang lain.

𝐌𝐞𝐦𝐚𝐡𝐚𝐦𝐢: orang tahu lebih banyak tentang apa sebenarnya arti dari informasi itu.

𝐌𝐞𝐧𝐞𝐫𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧: pada tingkatan ini, pengetahuan digunakan dengan cara baru dan diterapkan untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks.

𝐌𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐚𝐥𝐢𝐬𝐢𝐬: melibatkan pemecahan informasi menjadi beberapa bagian untuk memeriksa secara individual dan untuk melihat bagaimana informasi tersebut berhubungan satu dengan lain.

𝐌𝐞𝐧𝐠𝐞𝐯𝐚𝐥𝐮𝐚𝐬𝐢: orang membuat penilaian tentang apa yang telah mereka temukan sejauh ini. Pada tingkatan ini memungkinkan mereka untuk membuat rekomendasi atau menyarankan ide-ide inovatif.

𝐌𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭: pada tingkat akhir ini, orang dapat mengatur ulang informasi yang dimiliki kemudian menggabungkan dengan informasi yang didapatkan kemudian menciptakan sesuatu yang baru.

Pengajar atau penyusun program pelatihan dapat menggunakan kata kerja operasional dari Taksonomi Bloom ini untuk merumuskan tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran